Tuesday, June 06, 2006

Relawan Disambut Gempa Susulan

Cerita berikut ditulis oleh pak Agus Tugiyanto, beliau ini adalah salah seorang relawan yang dikirim oleh PT. Sriboga Raturaya Semarang ke daerah Klaten pada tanggal 3-4 Juni 2006. Bekerja bersama dengan Posko Pojok mendirikan sekolah darurat di SMP Negeri 1 Gantiwarno dan menyalurkan logistik ke daerah Wedi, Gantiwarno dan Cawas Klaten. (Editor Posko Pojok)

Sorry, agak terlambat bagi - bagi pengalaman nih, sibuk. Memang, sementara ini, katanya ada dua teori segitiga kehidupan, untuk menghadapi gempa. nyang pertama teori nyang diusung cak soli, dan nyang kedua nyang diusung oleh para kaum hawa (untuk segitiga nyang kedua tidak dibahas/dipraktekan, praktek dewe - dewe)
Kalo segitiga kehidupan nyang pertama, rata - rata kawan "sukarelawan rombongan pertama" pada mraktekin semua disana. ceritanya begini : kebetulan, sebelum tidur kita baru saja evaluasi apa yang baru dikerjakan, dan membahas program untuk hari minggunya..... acara selesai, masing - masing terlihat tergeletak di hamparan tikar yang ada, wajahnya semua terlihat "memelas" kuyu dan tidak terpancar aura yang cerah, kayak korban gempa sungguhan kali ya ? sepintas ada juga yang ngiler, tapi ga tahu siapa kawan saya itu ? yang jelas diatara 9 orang kawan saya ! he ... he .....(mungkin saking capainya ?) kebetulan, disana - sini full "korban gempa", maka saya tidur disela- sela tumpukan tas yang ada di atas tempat tidur nyang sebelumnya saya "kaizen" dulu ....., wah dasar nasib baik ada rejeki nih "dapat tidur ditempat tidur" ga ketang umpel-umpelan sama tas sukarelawan .... yang pada bau karena mungkin lama ga pada dicuci, termasuk tasku juga he ... he..... so, beberapa menit kemudian, laaap, terbuai oleh mimpi.... saat peralihan dari sadar ke tidak sadar....tertidur suri .... disinilah dram kehidupan dimulai ..... !!
Saya tidak bisa menggambarkan suasana yang lebih mencekam, tapi kurang lebih seperti ini .... dan terdengarlah ditelingaku jeritan suara kawan - kawan, seolah berhamburan dikejar sesuatu yang sangat mengerikan, menakutkan dan heisteris sekali terasa memilukan, disertai suara gemuruh ....... byaaaaaaaaaaaaaarrrr glundang krompang .... , ada yang khas sekali suaranya masih terngiang sampai sekarang karena setiap hari bertemu, suara pak safety, ..... yang berintonasi berat dan ngebas !! biasanya jadi penyuluh keselamatan, .... eh... malam itu .... ikut - ikutan histeris, dengan suara basnya, cari keselamatan .... nah lho !!
Antara sadar dan tidak sadar, antara naluri feeling save maka sepersekian detik ada hidayah untuk "rememori" segitiga kehidupan, ...... langsung saja dengan sekuat tenaga, sret, .... mencelat dari tempat tidur, dan langsung seluruh anggota badanku tengkurap sambil merapat mefet ke tepat tidur, sambil melindungi kefala dengan tangan, dan hanya suara tasbih, tahmid, dan istighfar saja yang muncul dan berkomat kamit silih berganti dari mulut terus menerus tanpa henti...... saat kondisi masih "bingung", saya lihat satu orang masih "njingkrung" dibawah meja (mungkin ini juga lagi mraktekin teorinya cak soli"segitiga kehidupan", ga tahu siapa itu ? hayo ngaku ... ?
Dalam suasana gelap pekat dalam kamar, karena lampu dimatikan, terbersit sinar manerobos kedalam kamarku dari pintu belakang yang mo menuju kamar mandi mengo,... nah hanya hitungan detik, dari posisi tidur "segitiga kehidupan", langsung mencelat sekuat kuatnya sambil membuka pintu belakang, alhamdlulillah selamat !! sambil terengah - engah dan mata masih riyep - riyep karena baru tidur, ditambah mata masih agak sepet karena keracunan (alergi) obat ttt, pandangan agak kabur, tidak jelas, blaur gitulah !
Kecemasan dan kekhawatiran, .... ternyata tidak selesai sampai disitu.
eh, setelah sampai di belakang kamar (kebetulan disitu ada rungan kosong tidak beratap, kanan kiri tembok, sempit tapi agak memanjang menuju kamar mandi dan tembok setinggi k/l 3 meteran ), pikiran trus berputar, dikombinasikan dengan feeling save tadi, sepersekian detik berhitung matematis, ..... ini kalo bumi bergoncang keras lagi, bisa - bisa saya terkubur diantara tembok yang mengapit saya, kebetulan ditengah ruangan itu ada pohon rambutan (?) yang kurang lebih diameter 20 an cm dan tinggi yang bisa dipanjat sekitar 2 m, antara malu dan ingin selamat (karena bareng dengan orang nyang njingkrung dibawah meja tadi), maka aku siap - siap ...... naik pohon begitu horeg saya siap merayap naik pikirku, hitungan saya insyaAllah selamat, ..... karena tidak akan terjangkau oleh ambruknya / gundukan batu bata merah dari kanan dan kiri ! bagitu mau naik, eh kaki terasa sakit, .... wah blay nih engkel ku kumat (mungkin gara-gara meloncat dari tempat tidur dg posisi nyang ga pas, rodo mengsle kali) nah ... saat itu kesadaran dan mata sudah mulai "paham" situasi, sambil mulut trus berkomat - kamit ........ ambil keputusan "saya harus lari" nyari teman-teman nyang lain,..... begitu dirasa aman, saya lari sekencang- kencangnya keluar (melewati 2 kamar yaitu kamar saya dan kamar teman-teman nyang lain) begitu saya weees lari, seolah ada bayangan menyusul saya dari belakang ..... weees juga ..... membuntuutiku, .... waduuh....waduuh .... ! sampeyan to ooom ? orang nyang tadi dibawah meja ya ? dia sendiri sampai sekarang belum menjawab pertanyaan saya itu, apa masih bingung ya he ... he.... sopo hayou ?
Begitu saya ngumpul dengan kawan-kawan didepan, ternyata sudah banyak teman-teman termasuk penduduk disekitar rumah pak mico yang ikut nggrobol jadi satu sambil cerita kesana -kemari, dan masih terlihat semua cemas...cemas...dan cemas.... subhanallah, saya ikut merasakan, apa yang dirasakan saudara-saudara kita disana, kecemasan yang begitu mencekam! dan saya lihat juga dari kawan-kawanku "rombongan relawan amatiran" ada yang pegangi kaki karena celana jeans nya sobek, ada nyang lagi pegang kepala, mungkin sakit kebentur dengan temen lainnya, ada yang termangu 'bingung" sedang saya sendiri kaki terkilir, malah ada nyang mo tidur pakai helm !! wah, kratif juga nih ! kepala utuh, badan sama kaki ancur bung ! MasyaAllah, subhanallah !!
Setelah situasi dirasa aman, satu persatu teman-teman sukarelawan masuk ke ruangan untuk meneruskan tidurnya lagi, karena pagi besok gasik harus siap bekerja keras lagi untuk menyelesaikan tugas yang masih ada ! tapi saya ga mau lagi tidur di tempat tidur ! takut ada gempa tidak terasa, lebih baik saya tidur ditanah, biar goyangannya lebih terasa ! yah, tidurpun tidur - tidur ayam... merem melek sampai pagi, alias ga tidur !, malah saya lihat ada beberapa kawan nyang tidurnya diluar, saya pikir dalam suasana yang begitu, lebih baik demi keselamatan, tidur di bawah tenda ! oh, klaten .... aku jadi teringat pohon rambutan (rambutan apa blimbing to ?) pak mico .... dan ternyata,..... segitiga kehidupan belum bisa dipraktekan sepenuhnya, yah baru 30 % kali, karena belum sampai kebrukan atap sungguhan !
Pagi hari saya ikuti berita di salah satu tv swasta, goncangan sebesar 3,8 sr, baru terjadi didaerah patahan semula, dan terjadi jam 23.50 wib .... selama 3 - 5 detik.
Ada satu hal yang membekas disamping cerita diatas.
yaitu saat kegiatan hari minggunya rombongan "sukarelawan amatir" membagi - mbagikan beras ke pelosok- pelosok kampung,.... dari pintu kepintu, dari rumah kerumah yang ambruk bruk rata dengan tanah ! kita sangat selektif dalam membagikan beras ! "hanya saudara kita yang ambruk total yang sementara kita berikan beras, sambil memberi beras, kuselipkan kata - kata untuk para korban disana "mbah, pak, mas, bu,...... mohon diterima sebagai tanda duka dan prihatin kami, ini ada sedikit tititpan beras dari pt. sriboga, semarang ....... dan sambil bersalaman, .... "mbah, ibu. bapak, mas,...... sabar dan tawakal ya,...... dekatkan diri pada Allah,..... jangan lupa sholat, .... memohon kekuatan dan kesabaran" (gayaknya kayak kiai) ..... iyak nak (jawab mbah...), sampaikan rasa terima kasih kami ...... terimaksih .... kasih !! dan saya lihat semua mata mbah, ibu, dan saudara - saudara kita yang menerima tadi mata terlihat berkaca - kaca, dan seolah .... berkata jangan tinggalkan aku, temani aku nak ......!! (saya melihat ada kesedihan yang mendalam dan rasa trauma belum sepenuhnya hilang, mungkin memikirkan hari esok apa yang akan dia lakukan dalam kondisi yang seperti ini.
Saya pikir saudara - saudara kita disana juga membutuhkan teman yang tidak sekedar membawa sembako, akan tetapi juga butuh suntikan sebait kata peneguh iman dan penggugah spiritual "sabar ya mbah, tabah dan tawakalk, jangan lupa,... dekatkan diri pada Yang maha kuasa, jangan lupa sholat"
Semoga saudaraku disana diberikan ketabahan dan kesabaran. amin.
(Agus Tugiyanto, 6 Juni 2006)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home